Kesejahteraan
dan kemajuan suatu bangsa berhubungan dengan bagaimana SDM mengelola dan
mengembangkan potensi yang ada secara optimal. Pendidikan merupakan suatu kunci
untuk mencetak SDM yang berkualitas. Tanpa adanya SDM yang berkualitas, SDA
yang ada di suatu Negara tersebut tidak dapat dimanfaatkan. Selama ini
Finlandia dan Jerman dikenal dengan sistem pendidikan yang bermutu dengan
teknik pengajaran yang efisien sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas.
Kontras dengan keadaan sistem pendidikan di Indonesia, jauh dari kata berhasil
secara kualitas untuk mencetak generasi yang lebih mempunyai daya saing global.
Indonesia belum memiliki standar pengajaran atau kurikulum yang jelas sehingga
materi yang diberikan masih belum matang. Terlebih dengan kegiatan belajar mengajar
yang terus menerus dan rutinitas yang hanya itu-itu saja. KBM yang berlangsung
pada sistem pendidikan Indonesia terlalu menekankan pada potensi akademik
sehingga peserta didik tidak dapat mengasah kreativitas karena terus menerus
belajar dalam bidang akademik.
Mengacu
kepada bidang akademik, tenaga pengajar dalam dunia pendidikan di Indonesia
juga kurang memiliki kualitas yang memadai. Tenaga pengajar saat ini terkadang
hanya mementingkan bahwa menjadi guru itu adalah suatu pekerjaan bukan untuk
memberi ilmu kepada murid sehingga beberapa tenaga pengajar tidak serius dalam
mengajar dan hanya mementingkan upah atau gaji. Terlepas dari hal di atas,
persepsi atau pandangan dari kebanyakan orang di Indonesia yaitu “Semakin
banyak belajar maka akan semakin pintar dan akan sukses” padahal pelajaran
bukanlah segalanya, yang lebih penting adalah bagaimana kita bersosialisasi
dengan orang-orang di sekitar. Bahkan orang yang sukses tidak selalu pintar
dalam pelajara atau bidang akademik, banyak orang sukses karena orang itu
mempunyai kemampuan sosial yang baik.